Konon, Leluhur Orang Papua Bukan Manusia

Oleh: Afif Farhan 

Timika - Tiap daerah di Indonesia memiliki cerita mengenai kepercayaan asal muasal leluhur atau bagaimana manusia diciptakan. Di beberapa suku di Papua, konon leluhur mereka bukanlah manusia.

Maximus Tipagau, selaku orang asli Suku Moni dan penanggung jawab atas Ekspedisi Jurnalis ke Carstensz 2015, banyak menjelaskan soal budaya Papua. Salah satunya mengenai Suku Moni yang punya kepercayaan kalau lelehur mereka adalah dingiso.

"Dingiso ini adalah leluhur kami. Maka dari itu, kami masyarakat Moni tidak boleh memburu apalagi memakannya," ujarnya kepada detikTravel, beberapa waktu lalu di Timika setelah keberhasilan pendakian ke Puncak Carstensz bersama tim jurnalis lainnya.

Dingiso (Dendrolagus mbaiso) merupakan hewan endemik sejenis kangguru pohon. Bentuknya, mirip seperti koala yang ada di Australia hanya saja warna bulunya berwarna hitam. Ukurannya pun lebih besar, serta punya garis putih di badannya.

Uniknya lagi, dingiso hidup di ketinggian 4.000 mdpl. Jadi, satwa yang terlihat menggemaskan ini tidak akan pernah turun dari ketinggian tersebut. Makanannya adalah daun dan buah-buahan.

Maximus lalu melanjutkan, masyarakat Moni amat menjaga kehidupan dingiso. Berbeda 180 derajat dengan suku-suku lainnya di Papua atau yang menetap di sekitar Ugimba (desa Suku Moni) di Pegunungan Tengah, mereka justru berburunya untuk dimakan.

"Mereka leluhur kami, kami lindungi. Malah, percaya nggak percaya kami seolah bisa berbicara dengan mereka dan bisa makan bersama," ungkapnya.

Beda lagi dengan Suku Kamoro di kawasan pesisir Timika yang jaraknya sekitar 3-5 hari berjalan kaki dari Ugimba. Suku Kamoro justru beranggapan, leluhur mereka justru adalah ular!

"Itu yang unik, tiap suku punya kepercayaan leluhur masing-masing. Lihat saja kalau orang Kamoro buat patung, pasti tidak jauh-jauh dari ular. Itu karena mereka percaya bahwa ular adalah leluhur mereka. Ah, masih banyak lagi kepercayaan soal leluhur di tanah Papua ini," terang Maximus menjelaskan.

Tentu sulit dijelaskan dengan akal sehat. Bagaimana bisa seekor ular atau dingiso dianggap leluhur, yang kemudian 'berubah' menjadi manusia. Tapi namanya kepercayaan yang sudah turun temurun, kepercayaan tersebut biarlah menjadi kepercayaan adat untuk mereka. Bagi traveler, tentu jadi cerita perjalanan yang tidak biasa.

Sumber; http://travel.detik.com/read/2015/09/23/170708/3026992/1519/konon-leluhur-orang-papua-bukan-manusia

0 Response to "Konon, Leluhur Orang Papua Bukan Manusia"

Posting Komentar

Buletin Gantrocen

Buletin Gantrocen di kerjakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Antropologi Universitas Cenderawasih.

Pelindung; Universitas Cenderawasih, Jurusan Antropogi.

Profil Uncen 2019

Grup Membaca di Para Para

Grup Membaca di Para Para
Senangnya membaca "Obahorok" (Umar Kayam,1979) bersama teman-teman. Photo: Hengky Yeimo @071015

Inisiasi Antro 2015

Inisiasi Antro 2015

Jurnal Antropologi Uncen

Total Tayangan Halaman

Anggota